Jumat, 13 Januari 2012

                            Cara Belajar Yang Efektif

Banyak cara dan metode yang bisa diterapkan agar belajar kita menjadi efektif dan semua cara/metode tergantung kepada masing-masing. Jadi bagaimana agar belajar kita bisa efektif ? Pada kesempatan apel sabtu pagi untuk pertama kali beberapa hari lalu, selaku penanggungjawab pengelolaan pendidikan yang bertugas memberikan amanah sengaja saya pilih tema bagaimana cara belajar yang baik dan efektif. Cara belajar yang efektif saya singkat dengan IR5 (Intention, Read, Record, Review, Repeat dan Refreshing). Dengan bahasa sederhana saya sampaikan melalui apel waktu itu. Dan dari situlah kemudian saya coba susun artikel berikut setelah saya coba kumpulkan bahan dari berbagai sumber, apakah buku, dari artikel di internet bahkan dari handphone sederhana yang mengiringi setiap waktu. Mudah-mudahan bermanfaat !

1. Intention (Niat)                                                                                           
Dari fasilitas dictionary dari handphone Samsung S-5650 saat diketikkan intention, muncul kalimat ‘Intention is an idea or plan of what you are going to do’ yang bila di translate menggunakan indopreterpro intention adalah suatu ide atau rencana dari apa yang kamu rencanakan. Dalam islam niat menurut istilah syar’i adalah bermaksud kepada sesuatu yang disertai perbuatan. Jika bermaksud kepada sesuatu tetapi tidak disertai perbuatan maka ini dinamakan azzam. Imam Nawawi menjelaskan bahwa sabda Rasulullah shalallahu wa ‘alaihi wa sallam Setiap amalan tergantung niatnya dibawa pada sihhatul a’mal (sahnya amalan) atau tashhihul a’mal (pembenaran amal) atau qabulul a’mal (diterimanya amalan) atau kamalul a’mal (sempurnanya amalan).
Dari Amirul Mu’minin Abu Hafs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya… (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai ummat Islam tentu kita ingat beberapa hadits terkait menuntut ilmu, diantaranya :
”Tuntutlah ilmu dari masa buaian sampai menjelang masuk liang kubur”.
”Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim”.
”Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya”.
Kalau istilah pendidikan nasional belajar sepanjang hayat (Long Life Education)
2. Read (Membaca)
Tidak ada seorangpun menafikan betapa pentingnya aktivitas membaca di dalam kehidupan. Membaca menjadi akar tunjang kekuatan seseorang individu, malah sesuatu bangsa dan sesebuah negara. Dikatakan bahwa betapa kuat pun sistem keamanan atau sistem ekonomi sebuah negara, pasti akan tumbang juga akhirnya jika tidak didasari oleh ketinggian ilmu pengetahuan. Tahapan awal, sudah tentu ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses membaca.
Dituturkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, bahwa Awal permulaan wahyu yang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ialah berupa mimpi yang hakiki didalam tidur beliau. Beliau tidak melihat sesuatu didalam mimpinya melainkan ada sesuatu yang datang menyerupai fajar subuh. Kemudian beliau suka mengasingkan diri. Beliau menyendiri di gua Hira’ dan beribadah disana, hingga datang kebenaran tatkala beliau sedang berada di gua Hira’. Malaikat mendatangi beliau seraya berkata, “BACALAH!” berikut penutura beliau, “Aku tidak bisa membaca” Dia ( malaikat Jibril ) memegangiku dan merangkulku hingga aku merasa sesak. Kemuadian melepaskanku, seraya berkata lagi, “BACALAH!” Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”
Dia memegangiku dan merangkulku hingga ketiga kalinya hingga aku merasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkata,
 اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq : 1 – 5 )
Dari “Wawasan Qur’an” karangan Quraish Syihab, makna kata “Iqra” terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut ‘bismi Rabbik’, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. ‘Igra” berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Menulusuri pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia (45:13). Penundukkan tersebut-secara potensial-terlaksana melalui hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia.
Di tingkatan sekolah, telah terbukti bahawa aktivitas dan kebiasaan membaca di kalangan pelajar telah melahirkan individu yang berprestasi dalam berbagai aspek. Prestasi mereka tidak hanya pada bidang akademik saja, tetapi berperan langsung langsung terhadap keterampilan dan kepribadiannya. Dan bagi sekolah yang telah membiasakan anak didiknya membaca ikut meningkat prestasinya
3.   Record (rekam)
Merekam dalam memori otak kita segala sesuatu yang telah kita rasa, lihat, dan dengar. Banyak ragam untuk merekamnya diantaranya adalah daya ingat bisa dilatih dengan membiasakan diri untuk menulis. Hal ini mungkin sudah sering perbincangkan. Ketika anda dulu di bangku sekolah, anda selalu diminta mencatat apa yang diterangkan oleh Bapak dan Ibu Guru. Tujuannya tentu saja agar anda bisa mengulang lagi apa yang diajarkan pada hari itu, dan agar anda mampu mengingat kembali pelajaran tersebut.
Bagaimana dengan anda, apakah anda termasuk orang yang rajin menulis/mencatat informasi yang anda dengar. Apakah ketika di bangku sekolah/kuliah dulu catatan anda menjadi referensi utama bagi teman-teman anda di sekolah?, atau justru anda menjadi pelanggan tetap dari teman anda yang rajin mencatat?.
Meskipun menulis dapat membantu melatih ingatan kita, namun nyatanya masih banyak dari kita yang menulis justru dengan tujuan untuk melupakannya. Maksudnya begini, ketika anda mendengarkan pelajaran/kuliah/seminar atau informasi apapun yang menurut anda penting untuk diingat, anda akan mencatat informasi tersebut dengan harapan bahwa anda tidak perlu lagi mengingat informasi yang baru saja anda dengar. Jika yang terjadi adalah seperti yang disebutkan diatas, maka manfaat dari menulis menjadi tidak ada lagi. Justru sebaliknya, kegiatan menulis tersebut menjadi musuh baru bagi ingatan anda. Mulailah dengan menulis hal-hal kecil di sekitar anda. Mulailah untuk menulis diary atau semacamnya untuk mengetahui seberapa besar ingatan anda terhadap apa yang anda alami seharian ini. Jangan sepelekan efek dari menulis. Meskipun ini salah satu teknik paling sederhana, manfaat yang akan anda dapatkan bisa menjadi sangat luar biasa.
Membaca itu memperkaya ide dan memperbanyak perbendaharaan kosakata yang ada dalam pikiran kita. Sedangkan menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan mengeluarkan kosa kata dalam benak pikiran kita. Maka mulailah dnegan banyak membaca dan membaca, apa saja yang anda sukai untuk dibaca. Dengan demikian semakin banyak membaca, semakin banyak ide dan semakin banyak perbendaharaan kosakata, sehingga semakin mudah menuangkannya dalam tulisan.
4.   Review (ulasan)
Dari words definition artikata.com didapatkan mengulas berarti memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat), mempelajari (menyelidiki) sedangkan ulasan adalah kupasan, tafsiran atau komentar. Untuk visual arti kata ulasan sebagai berikut.

5.   Repeat (mengulang-ulang)
            Salah satu ciri lembaga pendidikan unggul adalah adanya perhatian pada sisi hafalan, praktek mengajar sebagai penunjang hafalan dan pengembangan dari ilmu yang pernah di dapat, proses belajarnya dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup dan memadai, metode yang dipakai harus dengan cara pengulangan secara terus menerus metode pengajarannya membekas dalam diri pelajar, perhatian terhadap pendidikan ruhaniyah, fikriyah, jismiyah, nafsiyah.
Banyak orang mengira bahwa mengulang dan menghafal pelajaran akan membuat otak tidak berkembang dan tumpul, karena tidak dilatih untuk berpikir. Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena sejarah membuktikan bahwa hafalan dan pengulangan ternyata mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa.
Hal ini telah diakui para ahli, sebut saja Negara Jepang yang terkenal dengan kemajuan teknologinya. Orang-orang besar mereka di dalam mendidik anak buahnya ternyata menggunakan teori pengulangan dan hafalan. Teori pengulangan tersebut dikenal dengan teori ( Repetitive Magic Power ) yang berarti kekuatan ajaib dalam pengulangan. Di Jepang pola ini diterapkan, di mana para instruktur mewajibkan para siswa eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat ‘ saya juara “ seratus kali dalam sehari selama masa latihan. Dan ini dimaksudkan untuk menjaga energi agar tidak hilang.
Rahasia keberhasilan PT Matsushita Kotobuki Elektronik Indonesia , cabang dari PT Matsushita di Jepang yang di pimpin oleh pendirinya Konosuke Matsushita yang telah menginfakkan dari uang saku pribadinya sebanyak 291 Juta USD dan 99 Juta USD dari kas perusahaanya untuk kemanusiaan. Perusahan ini mempunyai karyawan yang berjumlah 6000 orang. Ketika apel pagi, mereka semua diwajibkan untuk selalu membaca dan mengulang-ulang prinsip, yaitu :
1.Untuk selalu berbakti kepada Negara melalui industri.
2.Untuk selalu berlaku jujur , terpercaya dan adil
3.Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
4.Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
5.Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih.
Stephen R. Covey penah mengatakan tentang fungsi kebiasan dan mengulang-ulang suatu perbuatan :
“ Taburlah gagasan , petiklah perbuatan, taburlah perbuatan petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan , petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib .
William James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja yang anda lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut Doug Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sbb : Kesinambungan suatu pemikiran atau tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentunya sebuah alur, atau saluran di dalam otak. Orang mengatakan bahwa otak itu mirip tanah liat, tempat suatu alur mudah terbentuk. Begitu hal itu terjadi, pemikiran seseorang secara alami akan terus mengalir melalui arah tersebut, sebab hal itu merupakan garis dengan perlawanan yang paling kecil. Tindakannya dilakukan mengikuti bawah sadar atau otomatis. Setelah anda keluar dari “ alur “ atau “ saluran “ lama , maka pikiran anda secara alami akan mengalir melaului saluran yang baru, sementara saluran yang lama berangsung- angsur hilang.
Para santri yang terbiasa belajar dengan cara menghafal dan mengulang-ulang, bahkan kadang secara marathon dan sungguh –sungguh,  ketika lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata tidak ketinggalan juga. Bahkan dalam mengikuti Ujian yang bertaraf nasionalpun mereka mampu bersaing dengan alumnus-alumnus lembaga pendidikan non pesantren.
Menurut teori belajar Herbart ( 1776-1841 ), inti belajar, di samping pemebrian tanggapan yang jelas, ialah pengulangan yang bertujuan untuk memasukkan sesering mungkin ke dalam kesadaran. Pentingnya kebiasaan mengulang suatu pelajaran, akan terlihat jelas juga, ketika anda belajar menyetir mobil atau mengendarai sepeda motor untuk pertama kalinya. Barangkali anda sudah tahu tentang teorinya, hanya karena anda tidak pernah mengulangnya kembali, atau tidak membiasakan diri untuk memakainya, maka anda akan terasa canggung dan asing, ketika mencobanya kembali.
Dalam suatu hadits disebutkan :
Diriwayatkan dari Anas ra, bahwasanya Rosulullah saw jika berbicara suatu masalah diulanginya sampai tiga kali, agar bisa dipahami. “  ( HR Bukhari, no : 95 )
Berikut ini adalah perkataan beberapa ulama tentang hafalan dan pengulangannya :
  1. Imam Zuhri dan Hasan Basri berkata : “ Ilmu itu menjadi hilang karena lupa dan tidak pernah diulang-ulang. “
  2. Abdurrahman ibnu Abi Laila berkata : “ Sesungguhnya cara menghidupkan hadist adalah dengan selalu mengulangi-ulanginya kembali. “
  3. Al-Ashma’I pernah ditanya tentang hafalannya yang kuat, padahal teman-temannya sudah lupa, beliau menjawab : “ Ya, karena saya sering mengulangi-ulanginya, sedang mereka tidak mau mengulang-ulanginya kembali. “
  4.  ( السبق حرف والتكرار ألف) “ Membaca cepat sama bagikan membaca satu huruf, sedang mengulang-ulang sama dengan membaca seribu huruf. “
  5. ( حفظ حرفين خير من سماع وِقْرَيْن ، وفهم حرفين خير من حفظ سطرين)“ Menghafal dua huruf lebih baik dari mendengar dua gendongan buku, memahami dua huruf lebih baik dari menghafal dua baris “
Berapa banyak orang yang pernah menghafal Al Qur’an dan mendapatkan Ijazah sebagai sorang hafidh atau hafidhah, karena tidak diulang-ulang kembali, ditambah dengan kesibukannya pada urusan lain, akhirnya Al Qur’an kembali menjadi asing baginya, seakan-akan dia belum pernah menghafalnya sama sekali.
Diantara fungsi hafalan adalah sebagai berikut :
1.Pengetahuan yang dihafal, akan tetap berada dalam otak kita.
2.Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.
3.Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal.
4.Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya    tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.
5. Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.
Rosulullah saw sendiri menganjurkan siapa saja yang sudah menghafal Al Qur’an agar selalu mengulangi-ulangi terus .
تعاهدوا هذا القرآن ، فو الذي نفس محمد بيده لهو أشد تفلتا من الإبل في عقلها
Teruslah mengulangi ulang hafalan Al Qur’an, demi Dzat Yang jiwaku di tangan-Nya , hafalan Al Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang diikat. ( HR Bukhari dan Muslim )
6.   Refreshing (penyegaran kembali)
Setelah aktivitas membaca, menulis, mengulas, mengulang-ulang maka perlu otak kita, jasmani dan rohani kita di refresh (disegarkan) kembali sehingga terasa nyaman dan ringan, sehat dan terasa baru.
Anjuran ahli komputer, sesering mungkin saat kita bekerja kita mengklik refresh agar komputer kita lancar di ajak bekerja karena selalu dalam keadaan ‘segar’ walaupun panas. Jasmani kita akan lelah kalau tidak istirahat sehingga memerlukan ‘refreshing’ atau penyegaran kembali dengan istirahat atau aktivitas ringan yang menyenangkan. Demikian juga rohani kita perlu penyegaran minimal sebanyak 5 kali dalam sehari melalui shalat dan bisa lebih dari itu melalui ibadah lain yang ikhlas kita lakukan.
0.000000 0.000000
Description: http://stats.wordpress.com/b.gif?v=noscript 

Senin, 09 Januari 2012

10 POSTING



1.      KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN (MEMBUKA PELAJARAN)

Awal pelajaran atau awal  setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komnponen ketrampilan itu adalah menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.

Komponen dan aspek itu meliputi :
1.       Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
a.  Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
b.  Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Seperti : gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan  terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
c.  Pola Interaksi Yang Bervariasi.
 Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.

2.      Menimbulkan Motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi
a.  Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
Contoh : Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa 
                       banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.

c.  Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.

3.      Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus dipelajari.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
a.  Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa.
Contoh : Guru : hari ini kita belajar mengarang cerita perhatikan tiga buah gambar berikut lalu berdasarkan gambar itu tulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata

b. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius air mendidih langkah yang harus kalian kerjakan adalah :
Ø  Mengukur temperature yang belum dipanasi
Ø  Lalu nyalakan lampu spirtus ini dan panaskan air dalam gelas ini
Ø  Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan pada temperatur.

c.  Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
    Misalnya : Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari   sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
   Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
d.       Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.

4.       Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat ssiswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
a.       Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b.      Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama.
Contoh : Guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan  sebelum mengerjakan pembagian.
c.       Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.

Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.

Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi

Ø  Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM).
Ø  Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).

2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.

Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
a.       Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : Setelah selesai mengarang puisi guru dapat meminta siswa untuk membacakan di depan kelas.
b.      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : Guru merupakan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal persamaan.
c.        Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
d.      Soal-soal tertulis
Ø  Uraian
Ø  Tes objektif
Ø  Melengkapi lembar kerja


2.EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

Program pengajaran merupakan suatu rencana pengajaran sebagai panduan bagi guru atau pengajar dalam melaksnakan pengajaran. Agar pengajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program pengajaran. Program pengajaran yang dibuat oleh guru tidak selamanya bisa efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itulah agar program pengajaran yang telah dibuat yang memiliki kelemahan tidak terjadi lagi pada program pengajaran berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program pengajaran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah: Apakah yang dimaksud dengan evaluasi program? mengapa evaluasi program perlu dilaksanakan? Apakah yang menjadi objek atau sasaran dari evaluasi? dan Bagaimanakah cara melaksanakan evaluasi program?

Menurut Arikunto (1999: 290) "Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program". Ada beberapa pengertian tentang program itu sendiri, diantaranya program adalah rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.

Yang menjadi titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut, jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai, adakah factor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program tersebut.

Untuk menentukan seberapa jauh target program sudah tercapai, yang menjadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan sebelumnya.

Sasaran evaluasi adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Sebagimana yang dikemukakan oleh Ansyar (1989: 134) bahwa ".evaluasi mempunyai satu tujuan utama yatu untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program" Guru adalah orang yang paling penting statusnya dala kegiatan belajar mengajar, karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses belajar mengajar lebih efektif maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajara. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu dirancang program pengajaran. Berhasil tidaknya suatu program pengajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi program. Oleh karena itu evaluasi program perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengetahui seberapa jauh proram pengajaran telah berlangsung atau terlaksana, dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut. Pendek kata, evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program pengajaran.

Dalam melakukan evaluasi program, apanya dari program yang dievaluasi?

a. Input
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang pandai, dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, social yang berbeda. Oleh karena itu dalam pembuatan program pengajaran hendaknya guru juga perlu memperhatikan aspek-aspek individu tersebut. Secara umum, hal-hal yang ada pada siswa berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

b. Materi atau kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut system sentralisasi. Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah sudah dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak, namun tidak mustahil bahwa di lapangan masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan. Wilayah Indonesia yang sedemikian luas mengandung keragaman yang tidak sedikit. Itulah sebabnya guru perlu dibekali dengan kemampuan untuk melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi materi kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi dari komponen kurikulum ini anatara lain, kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan materi yang terantum dalam GBPP, urutan penyajian materi, kesesuaian antara sumber yang disarankan dengan materi kurikulum dan sebagainya.

c. Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk meciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Guru adalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan. oleh karena itu untuk menutupi kelemahan guru perlu dilakukan pembinaan dan penataran dalmrangka melaksanakan pembelajaran

d. Metode atau pendekatan dalam mengajar
Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap metode mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang metode mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kurikulum kepada siswa. Metode mengajar adalah cara-cara atau teknik yang digunakan dalam mengajar. Sedangkan strategi pembelajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur waktu pemenggalan penyajian, pemilihan metoda, pemilihan pendekatan dan sebagainya.

e. Sarana
Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yanga meliputi alat pelajaran dan media pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah memilih alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan dan memperjelas konsep yang diajarkan. Selain guru, mungkin siswa juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan apakah sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar sudah tepat. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat. Proses pengajarannya tidak menjadi semakin lancar, tetapi mungkin bahkan kacau balau. Apabila guru menjumpai dalam mengajar atau ketidak berhasilan siswa dengan nilai rendah-rendah, ia dapat mecoba mengadakan evaluasi terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluasi yang berkenaan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya, kemudahannya untuk digunakan, mudah dan sukarnya diperoleh, kecocokan dengan materi yang diajarkan, jumlah persediaan dibandingkan dengan banyaknya siswa yang memerlukan.

f. Lingkungan
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia. Yang dapat digolongkan sebagai lingkungan masukan lingkungan manusia bukan hanya bukan hanya kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar siswa. Sedangkan yang dimaksudkan dengan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang berada di lingkungan siswa yang secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Yang termasuk kategori lingkungan bukan manusia misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan sarana lain. Pengaruh lingkungan bukan manusia dapat positif maupun negative. Tatanan perabot kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga siswa dapat belajar dengan tenteram. Sebaliknya suasana yang gaduh di luar kelas dapat mengganggu konsentrasi siswa dan menyebabkan siswa tidak dapat seperti yang diharapkan.

Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama, terlebih dahulu hendaknya menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrument pengumpulan data. Instrument pengumpulandat bisa berupa angket, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain sebagainya. Sebagai cara yang paling sederhana adalah menagadakan pendekatan terhadap peristiwa yang dialami sehari-hari di kelas.

Untuk mengevaluasi progam seorang guru tidak perlu dibebani secara sistematis sebagaimana layaknya seorang peneliti. Akan tetapi guru cukup membuat acuan singkat dan sederhana yang disusun dalm bentuk pertanyaan. Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut guru akan memperoleh umpan terhadap apa yang dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan objek atau sasaran evaluasi program yang meliputi keenam aspek tersebut di atas.

Pengajaran dan pembelajaran adalah merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh seorang guru. Agar program pengajaran yang telah dilaksanakan itu baik atau tidak perlu dilaksanakan suatu penilaian, yang sering dikenal dengan evaluasi program pengajaran. Evaluasi program pengajaran ini meliputi 1) Input (masukan), 2) materi atau kurikulum, 3) Guru, 4) Metode atau pendekatan dalam mengajar, 5) Sarana: alat pelajaran ata media pendidikan, 6) lingkungan.



3.TUMBUH KEMBANG OTAK

Secara keseluruhan, otak si kecil saat lahir sudah terbagi menjadi empat bagian utama, yakni batang otak ( brainstem ), otak kecil ( serebelum ), otak besar ( serebrum) dan diensefalon. Berat otak bayi saat ini sudah mencapai 25% berat otak orang dewasa, atau sekitar 350-400 gram. Ketika usianya enam bulan, berat otak bayi hampir 50% dari berat otak orang dewasa.
Di dalam otak bayi baru lahir sudah terdapat kurang-lebih 100 milyar sel saraf (neuron). Sel saraf ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
- Badan sel saraf yang bentuknya menyerupai bintang. Di dalamnya, antara lain, terdapat inti sel saraf. Ujung-ujung dari badan sel yang menjulur ini merupakan bagian yang menghubungkannya dengan ujung-ujung dari badan sel saraf yang lain, sehingga membentuk suatu jalinan yang sangat kompleks.
- Dendrit merupakan perpanjangan dari ujung-ujung badan sel. Sebuah sel saraf bisa memiliki sekitar 200 dendrit.
- Akson yang bentuknya memanjang, sehingga menyerupai tangkai dari sel saraf. Sebagian besar akson dilindungi oleh semacam selaput dari lemak, yaitu yang dikenal sebagai mielin. Proses pembentukan selaput pelindung pada akson ini disebut sebagai mielinasi.
Saat si kecil baru lahir hingga usianya mencapai enam bulan, sel-sel sarafnya belum seluruhnya mencapai tingkat perkembangan yang “matang”. Sel saraf dapat dikatakan mencapai tingkat kematangan, antara lain, apabila sudah terbentuk akson pada setiap bagian tubuh. Setiap kali terbentuk akson baru, maka akan terbentuk pula sinaps (simpul saraf, hubungan antara sel saraf) yang memungkinkan terjadinya “komunikasi” antara setiap bagian tubuh dengan otak. Itu sebabnya, si kecil masih belum terampil mengontrol gerakan anggota tubuhnya.
Selain sel saraf, di dalam otak dan sistem saraf pusat terrdapat sel glia. Sel ini bertugas melindungi, memberi dukungan dan juga memberi makan kepada sel saraf. Caranya, dengan mengalirkan kebutuhan zat gizi yang diperlukan. Dengan demikian, proses tumbuh kembang sel saraf berjalan dengan baik dan dapat berfungsi menghantarkan pesan (perintah).
Otak, yang setiap menit membutuhkan darah sebanyak 150 ml ini, mencapai tahap perkembangan yang berbeda-beda setiap bagiannya. Misalnya, bagian otak yang mengontrol sistem pendengaran sudah mulai berkembang sejak janin berusia 28 minggu. Sedangkan bagian otak yang mengatur sistem penglihatan baru berkembang setelah bayi lahir.
Laju perkembangan otak si kecil tidak secara langsung ditunjukkan oleh pertambahan volume otak. Namun, pada umumnya perkembangan otak dikaitkan dengan kecerdasan. Dan, kecerdasan itu sendiri seringkali dikaitkan dengan volume otak. Ukuran serta bentuk kepala dianggap dapat menggambarkan besarnya otak yang terdapat di dalamnya. Pada kenyataannya, ada banyak sekali faktor yang ikut menentukan tingkat kecerdasan seseorang, selain volume otaknya.

Sphingomyelin dan Proses Mielinasi

Sejumlah akson dari sel saraf dilindungi oleh suatu lapisan lemak yang dikenal sebagai mielin. Komponen utamanya adalah sphingomyelin dan metabolit sphingolipid lain (seperti cerebroside , sulfatide dan ganglioside ). Mielin yang melindungi sebuah akson bisa terdiri dari 100 lapisan.
Mielin bekerja sebagai insulator untuk impuls saraf. Zat ini juga mengontrol saltatory mode of conduction (penghantaran impuls yang berloncat-loncat) pada kecepatan tinggi melalui Nodes of Ranvier (akson yang tidak terlindungi mielin). Penghantaran impuls semacam ini adalah proses yang cepat. Dan, akson bermielin menghantarkan impuls 50 kali lebih cepat daripada akson tak bermielin yang paling cepat.
Dewasa ini telah dipelajari bahwa sphingomyelin , salah satu jenis fosfolipid yang terkandung dalam makanan dan ASI, memainkan peran penting dalam proses mielinasi sistem saraf pusat. Mielinasi sistem saraf pusat manusia dimulai ketika usia kehamilan 12-14 minggu pada bagian spinal cord, dan berlanjut hingga usia 30 tahun pada bagian cerebral cortex . Namun, perubahan paling cepat dan dramatis terjadi di antara pertengahan kehamilan dan diakhir tahun kedua setelah kelahiran.
Berbeda dengan jenis fosfolipid yang lain, sphingomyelin tidak mengandung gliserol, melainkan ceramide. Karena semua sphingolipid dibuat dari ceramide , maka sphingomyelin dapat diklasifikasikan juga sebagai sphingolipid (Jumpsen & Clandinin, 1995). Ceramide inilah selanjutnya yang akan membentuk cerebroside , yaitu suatu marker universal myelinasi (pembentukan mielin) di dalam otak, dengan bantuan enzim UDP galactosytransferase . Mielin sistem saraf pusat mempunyai kandungan cerebroside yang tinggi dibandingkan dengan jaringan lainnya.
Studi terkini menunjukkan bahwa aktivitas enzim serine palmitoyltransferse (SPT) meningkat secara bertahap dari minggu ketiga sebelum kelahiran ( prenatal ) hingga minggu ketiga setelah kelahiran ( postnatal ) pada sistem saraf pusat tikus. Ketika mielinasi mulai berlangsung pada periode tersebut, diyakini bahwa aktivitas SPT yang bertambah sedikit demi sedikit merupakan faktor utama yang terlibat di dalam mielinasi.
Oshida et.al. dalam tulisannya Effects of dietary sphingomyelin on central nervous system myelination in developing rats. Pediatr. Res 53: 589-593 (2003) memberikan hipotesis bahwa cerebroside di mielin sistem saraf pusat dari tikus yang sedang berkembang otaknya kemungkinan terutama diperoleh dari sphingomyelin yang terkandung di dalam susu, yang dapat diubah menjadi ceramide dan kemudian cerebroside . Selanjutnya, mereka membutktikan bahwa cerebroside di mielin sistem saraf pusat, terutama diperoleh dari sphingomyelin diet (asupan luar) dengan kondisi eksperimental aktivitas SPT yang rendah, sehingga sphingomyelin diet memainkan peran yang penting dalam mielinasi sistem saraf pusat.
Jadi, berbeda dengan AA dan DHA yang berperan dalam pertumbuhan membran sel saraf dan pengaturan neurotransmitter, sphingomyelin berperan dalam proses mielinasi akson untukk membantu kinerja sel saraf dalam transmisi impuls saraf. Menurut Dr. Arthur R. Jensen, ahli saraf dari Fakultas Ilmu Pendidikan Kedokteran di University of California, Amerika Serikat, kecepatan penghantaran pesan oleh sel-sel saraf seseorang merupakan salah satu faktor yang menunjukkan tingkat kecerdasannya.
Kebutuhan gizi
Bila melihat periode pacu tumbuh otak, maka sebagian besar percepatan tumbuh otak justru terjadi setelah si kecil lahir. Mulai saat itu, pemenuhan kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI secara tunggal (ASI eksklusif) sejak hari pertamanya hingga usia enam bulan. Perlu diketahui, komposisi zat gizi di dalam ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai tahapan tumbuh kembang bayi, bahkan untuk bayi yang lahir prematur sekali pun.
Secara alami, ASI mengandung zat-zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak. Zat-zat gizi tersebut antara lain:
- Asam lemak esensial
ASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh) , yaitu asam linoleat dan asam alfa-linolenat. Kedua asam lemak esensial ini di dalam tubuh bayi diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat).
Perlu diketahui, lipid (lemak) di dalam ASI terutama terdapat dalam bentuk trigeliserida (98-99%). Sedangkan sisanya, sebanyak 1-2%, adalah fosfolipid dan kolesterol. Komposisi dan kandungan lipid ASI sangat bervariasi bergantung dari tahapan laktasi dan asupan diet ibu. Lipid di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi. Selain itu, sebagian kecil lipid (lipid minor) berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid.
Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak tidak jenuh rantai panjang ( long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA), terutama AA dan DHA. Kandungan fosfolipid ASI bervariasi sekitar 20-38 mg/100 ml, tergantung pada tahapan laktasi. Di dalam ASI, fosfolipid terdiri dari beberapa fraksi, berturut-turut dari yang paling dominan adalah: 1) sphingomyelin, 2) fosfatidylkolin, 3) fosfatidylethanolamin, 4) fosfatidylserin, dan 5) fosfatidylinositol.
Menurut Gopalan dalam tulisannya Essential FA in Maternal and Infant Nutrition In Symposium “EFA and Human Nutrition and Health International Conference” in Shanghai, Cina (2002), mengatakan LCPUFA merupakan komponen yang esensial selama periode perinatal, karena fetus dan bayi baru lahir tidak dapat mensintesis sejumlah AA dan DHA yang mencukupi dari prekursornya. Padahal, pada saat lahir dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih 6-10 ribu hubungan sinaps antar sel syaraf. Materi dasar untuk terbentuknya sinaps ini adalah adanya asam lemak esensial di dalam ASI. Oleh karena itu, perkembangan mental dan kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial dan LCPUFA pada tahap-tahap krusial tersebut.
Apabila tubuh bayi mendapat DHA dalam jumlah yang mencukupi melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel-sel saraf di dalam otaknya akan berjalan dengan baik. Semua proses itu terjadi pada waktu bayi tidur nyenyak.
Penelitian tentang hal tersebut telah dilakukan di University of Brisbane, Australia dengan memakan waktu 21 tahun dan melibatkan 3880 bayi. Hasil sementara dari penelitian ini yang dipublikasikan di United States Based Journal of Pediatrics and Child Health tahun 2001 lalu menunjukkan bahwa zat-zat gizI yang terkandung di dalam ASI membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, sehingga terhindar dari serangan penyakit-penyakit infeksi.
Dengan demikian, proses tumbuh kembang dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kedekatan dan hubungan batin yang terjalin kuat antara ibu dan bayi ketika memberi ASI merangsang perkembangan kemampuan kognitif bayi. Sedangkan kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi, memungkinkan proses plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara sel-sel saraf) berjalan dengan optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kecerdasan berbahasa yang baik serta IQ ( Intelegence Quotient ) yang tinggi.
- Protein
Komponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampaipesan ( neurotransmitter ). Di dalam ASI terkandung protein sekitar 1,2 gram per 100 ml.
- Vitamin B kompleks
Beberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah ,vitamin B1, vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem saraf.
- Kholin
Senyawa ini merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Kholin juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu fosfolipid yang banyak terdapat di otak sebagai pembentuk membran (dinding) sel saraf.
- Yodium, zat besi, dan zat seng
Yodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin (sejenis hormon yang diperlukan dalam pembentukan protein yang membantu proses tumbuh kembang otak). Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian darai sekitar 300 jenis enzim yang membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di dalam otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder).
Agar ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh si kecil selama masa pemberian ASI eksklusif enam bulan, maka ibu harus mengkonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari. Ibu perlu menkonsumsi makanan-makanan yang kaya protein. Misalnya, ikan, daging, telur, tempe, tahu, dan susu skim. Ibu juga perlu makan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan.
Jika selama masa menyusui ibu tidak mendapatkan gizi yang diperlukan, persediaan zat-zat gizi dalam tubuhnya akan habis dipergunakan untuk memproduksi ASI. Akibatnya, selain kesehatan ibu terganggu, ASI-nya juga tidak akan cukup banyak. Kualitas ASI-nya pun tidak akan cukup baik, dan jangka waktu ibu untuk memproduksi ASI pun menjadi relatif singkat.
 
4. TUJUH GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK YANG PERLU KITA KETAHUI

7 gangguan tumbuh kembang  anak yang perlu kita ketahui. Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat. Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :
  1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.  Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
  2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
  3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
  4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
  5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
  6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
  7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ). Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.


Tips makanan untuk tumbuh kembang otak anak

Orangtua mana yang tak bangga jika anaknya berprestasi. Ingin anak Anda berprestasi lebih baik di sekolah? Tumbuh kembang otak anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh Anda para orangtua. Perhatikan makanan anak Anda. Makanan tertentu dapat membantu meningkatkan pertumbuhan otak anak Anda. Tips-tips berikut ini perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan fungsi otak, ingatan dan konsentrasi :
  1. Salmon
    Ikan berminyak seperti salmon adalah sumber asam lemak omega-3DHA dan EPA, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan fungsi otak. Pada kenyataannya, riset terkini menunjukkan, orang-orang yang mendapatkan lebih banyak asam lemak di dalam makanan mereka, akan mempunyai pikiran yang lebih tajam dan mendapatkan hasil tes yang lebih baik dalam tes keterampilan mental. Tuna juga merupakan sumber omega-3, tapi tidak sekaya salmon. Tuna sumber yang baik dari protein tak berlemak, tapi karena sangat kurus, maka kandungan omega-3 di dalamnya tidak begitu tinggi seperti salmon. Namun, tuna albacore mengandung lebih banyak merkuri dibandingkan tuna kalengan light, karena itu EPA menyarankan untuk tidak makan lebih dari 6 ons tuna albacore dalam seminggu. Jadi, daripada sandwich tuna, buat salad salmon untuk sandwich. Ini akan lebih baik untuk tumbuh kembang otak si kecil.
  2. Telur
    Telur terkenal sebagai sumber protein yang baik, tetapi kuning telur juga kaya dengan choline, yang membantu perkembangan ingatan.
  3. Selai kacang tanah dan bean
    Kacang tanah dan selai kacang tanah adalah sumber yang baik dari vitamin E, antioksidan ampuh yang melindungi membran-membran saraf, ditambah thiamin yang membantu otak dan sistem saraf, menggunakan glukosa untuk energi. Bean istimewa karena mengandung energi dari protein, karbohidrat kompleks, serta serat. Ditambah lagi dengan banyak vitamin dan mineral. Dari golongan ini kacang merah dan kacang pinto mengandung banyak asam lemak omega-3.
  4. Padi-padian utuh
    Otak perlu suplai glukosa terus menerus dan padi-padian utuh bisa memberikan suplai ini. Serat membantu mengatur pelepasan glukosa di dalam tubuh. Padi-padian utuh juga mengandung vitamin-vitamin B yang memberikan nutrisi pada sistem saraf yang sehat.
  5. Havermut
    Havermut termasuk dalam golongan serealia yang paling dikenal anak dan sangat baik untuk otak. Havermut memberikan energi istimewa atau bahan bakar untuk otak yang diperlukan anak di pagi hari. Havermut yang kaya serat memberi makan otak anak sepanjang pagi di sekolah. Havermut juga sumber yang baik dari vitamin E, vitamin-vitamin B, serta zat besi yang membuat tubuh dan otak berfungsi dengan kapasitas penuh.
  6. Berry
    Strawberry, blueberry, cherry, dan blackberry, secara umum semakin pekat warnanya, semakin banyak nutrisi di dalam berry. Berry meningkatkan kadar antioksidan, terutama vitamin C, yang membantu mencegah kanker. Biji berry juga sumber baik dari lemak omega-3.
  7. Sayuran warna-warni
    Tomat, ubi jalar, labu kuning, wortel, serta bayam, yang termasuk sayuran warna cerah adalah sumber terbaik antioksidan yang menjaga sel-sel otak yang kuat dan sehat.
  8. Susu dan yogurt
    Produk susu kaya dengan protein dan vitamin-vitamin B, penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotramsmitter, dan enzim. Susu dan yogurt juga memberikan protein dan karbohidrat, sumber energi yang disukai otak.
  9. Daging sapi tak berlemak
    Zat besi adalah mineral esensial yang membantu anak tetap berenergi dan konsentrasi di sekolah. Daging sapi kurus adalah salah satu sumber zat besi yang diabsorp secara baik. Pada kenyataannya satu ons perhari bisa membantu tubuh menyerap zat besi dari sumber-sumber lain. Untuk vegetarian burger kacang hitam dan kedelai adalah sumber zat besi yang baik.

Semoga tips-tips di atas dapat menjadi masukan Anda untuk mengoptimalkan tumbuh kembang otak buah hati Anda. Jika Anda memperhatikan hal-hal di atas, niscaya Anda akan memetik hasil yang Anda inginkan.
Tumbuh kembaaaang otak anak
Sebagai orang tua, kita semua ingin anak kita cerdas, sehat dan kuat. Kita ingin yang terbaik untuk buah hati kita dan ingin mereka tumbuh secara maksimal. Untuk mengerti bagaimana kita sebagai orang tua dapat membantu anak-anak kita untuk tumbuh menjadi anak yang cerdas, sehat dan kuat, penting bagi kita untuk mengerti tumbuh kembang tubuh dan otaknya, agar kita mengerti apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Kali ini, mari kita pelajari tumbuh kembang otak balita dan apa yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkannya.

Tumbuh kembang otak dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan (masa-masa prenatal), dimulai sejak satu bulan pertama kehamilan, ketika otak dan urat saraf tulang belakang mulai terbentuk di dalam embrio. Di bulan ke-enam kehamilan, hampir semua dari milyaran neuron (sel saraf) yang ada di otak dewasa telah terbentuk, dan 250.000 neuron baru terbentuk setiap menitnya. Setelah neuron terbentuk, mereka dengan cepat bermigrasi ke daerah otak dimana mereka akan berfungsi. Neuron akan mulai bisa dibeda-bedakan untuk mengambil peranan yang lebih spesifik, dan mereka membentuk hubungan (sinaps) dengan neuron lain yang membantu mereka berkomunikasi dan menyimpan informasi. Neuron terus membentuk sinaps dengan neuron lain di masa kanak-kanak. Saat kelahiran, kebanyakan neuron telah ditempatkan dengan tepat di dalam otak yang belum dewasa yang telah mulai untuk berbentuk dan berfungsi seperti otak dewasa.
Lebih lagi, perubahan yang signifikan dalam arsitektur saraf otak mulai terjadi setelah kelahiran. Baik sebelum dan sesudah kelahiran, “pendewasaan” awal hubungan otak mulai terjadi: neuron menciptakan lebih banyak sinaps dengan neuron lain dibanding yang akan dipakai oleh otak dewasa. Proliferasi sinaps ini menciptakan potensi yang besar bagi otak yang sedang berkembang, tetapi juga membuat otak yang masih muda tidak efisien dan “bising” dengan hubungan neuron yang berulang-ulang dan tidak dibutuhkan. Maka dari itu, proliferasi ini dengan segera diikuti dengan masa “pemangkasan” ketika sinaps yang jarang dipakai akan secara bertahap dieliminasi untuk mencapai jumlah yang dibutuhkan otak untuk bekerja secara efisien. Sinaps baru terbentuk saat yang lain dipangkas. Sejak kelahiran sampai sekitar usia 8 bulan, sinaps dibentuk dengan lebih cepat. Sekitar 1000 trilyun sinaps ada di dalam otak di usia 8 bulan.
Setelah ulang tahun yang pertama, pemangkasan terjadi lebih cepat. Di usia 10 tahun, seorang anak punya sekitar 500 trilyun sinaps, yaitu sama dengan kebanyakan orang dewasa. Pemangkasan akan terjadi hingga usia 12 tahun tetapi otak akan mempertahankan fleksibilitas untuk belajar di kemudian hari.
Pertumbuhan otak juga mengalami 3 fase yaitu fase pertambahan berat otak (0-2 tahun), fase pembelahan sel otak (2-3 tahun), dan fase myelinisasi (3-6 tahun) yang terus berlanjut sampai masa pertumbuhan berakhir. Pertumbuhan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan nutrisi sementara perkembangan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan (stimulasi). Perkembangan otak dapat optimal bila didukung dengan pertumbuhan otak y ang maksimal dan juga faktor lingkungan yang mendukung seperti stimulasi.
Sebagai orang tua, kita bisa membantu memaksimalkan tumbuh kembang otak balita kita dengan hal-hal berikut ini:
  1. Memberikan nutrisi yang tepat. Seperti yang sudah dijabarkan di atas, pertumbuhan otak dipengaruhi oleh nutrisi. Pastikan Anda memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang untuk tumbuh kembang otak anak Anda.
  2. Kembangkan hubungan yang hangat dan dekat dengan anak Anda. Tunjukkan kepada mereka bahwa Anda mengasihi mereka. Tunjukkan betapa bahagianya Anda akan kehadiran mereka. Bantu mereka merasa aman dan dikasihi.
  3. Meresponi anak Anda. Perhatikan ritme dan perilaku mereka, coba untuk mengerti apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka beritahukan pada Anda.
  4. Sadari bahwa tiap anak adalah unik. Ingat bahwa sejak lahir tiap anak mempunyai temperamen yang berbeda, mereka tumbuh dengan kecepatan yang berbeda, dan jangan bandingkan anak-anak Anda. Punyai harapan yang positif akan apa yang mereka dapat lakukan dan pegang teguh kepercayaan bahwa tiap anak dapat menjadi sukses.
  5. Berbicara, membacakan cerita dan bernyanyi bersama.
  6. Biarkan mereka mengeksplorasi dunia mereka dan bermain. Anda bisa mengawasi dan membantu saat mereka membutuhkan, tetapi biarkan mereka mengeksplorasi dengan sendiri.
  7. Mendisiplin anak.
  8. Canangkan rutinitas yang dapat diandalkan.
  9. Batasi menonton TV. Batasi waktu yang anak Anda habiskan di depan televisi. Seleksi tipe acara yang mereka tonton, pastikan mereka menonton acara yang mendidik mereka.
    5.       KOMPONEN KOMPUTER
1)   Processor
      Processor merupakan otak komputer dan pusat pengendali komputer yang terhubung ke komponen lain sehingga dapat bekerja satu dengan yang lainnya.
      Processor adalah chip yang sering di sebut microprocessor. Ukuran processor adalah dalam satuan Hertz ( Hz ). Semakin besar Hz pada processor maka semakin cepat proses pengolahan dan pengaksesan data atau informasi.
Jenis-jenis processor adalah sebagai berikut:
a)   Intel Pentium I
Pentium 75 MHz, 120 MHz, 166 MHz, 90 MHz, 133 MHz, 180 MHz, dan lain-lain.
b)   Processor Intel Pentium II
Pentium II 233MHz, 300 MHz, 333 MHz, 350 MHz, 400 MHz dan lain - lain.
c)    Processor Intel Pentium III
                Pentium III  450 MHz, 500 MHz, 800 MHz, 1 GHz dan lain - lain.
d)   Processor Intel Pentium IV
                Pentium IV 1,6 Ghz, 2,26 GHz, 2,4 GHz, 2,8 GHz dan lain - lain.
2)      Motherboard
      Motherboard merupakan tempat memasang atau meletakkan beberapa komponen komputer seperti processor, card, memory, dan sebagainya. Pada Mainboard terdapat beberapa jenis Slot dan Port ekspansi yang berfungsi untuk menambahkan beberapa komponen pada computer, komponen tersebut antara lain :
a)    Slot
      Jenis-jenis slot yang terdapat pada motherboard adalah sebagai berikut:
i)        Slot ISA (Industry Standard Achitecture) digunakan untuk memasang jenis card ISA 8 bit dan 16 bit seperti VGA Card dan Sound Card.
ii)      Slot PCI (Peripheral Component Interconnect) digunakan untuk memasang jenis Card PCI 32 bit.
iii)    Slot AGP (Accelarated Grafik Port) digunakan khusus untuk meletakan card VGA.
iv)    Slot PCI Express digunakan untuk meetakan VGA card yang memiliki kinerja tinggi.
b)   Port
      Port berfungsi sebagai penghubung antara mainboard dengan perangkat luar computer. Jenis port pada mainboard yaitu:
i)        Port USB digunakan untuk menghubungkan antara mainboad dengan printer, scanner, web camera, camera digital dan lain-lain.
ii)      Port Serial digunakan untuk menghubungkan mouse dan modem jenis serial.
iii)    Port PS/2 digunakan untuk menghubungkan mouse dan keyboard yang menggunakan konektor PS/2.
3)      Memory



Memory adalah tempat untuk menyimpan data atau informasi. Semakin besar memory yang disediakan, semakin banyak data atau informasi yang ditampilkan. Memory yang umum digunakan adalah 64 Mb, 128 Mb dan 256Mb. 
Ada beberapa macam jenis memory:
a)    ROM (Read Only Memory)
ROM adalah memory yang sudah diisi oleh pembuat komputer dan isinya tidak dapat diubah lagi.
b)   RAM (Random Access Memory)
 RAM adalah tempat untuk menyimpan program dan data yang dapat ditulis atau dibaca oleh processor dan bersifat sementara. Bila lisrtik terputus isi RAM akan terhapus, pada waktu program komputer dijalankan naskah yang diketik diletakan di RAM, ketika anda sedang menulis dan tiba-tiba aliran listrik terputus, komputer anda akan mati dan semua ketikan anda akan hilang dari memori.
Ada beberapa jenis memori RAM yaitu:
1)      EDO-RAM (Extended Data Output Read Access Memory) yaitu RAM yang memiliki kinerja yang cepat untuk membaca dan mentransfer data.
2)      SDRAM (Syncronous Dynamic Read Access Memory) adalah RAM yang mengakses data lebih cepat disbanding EDO-RAM. Bentuknya RAM ini yaitu Dual Inline Memory Module (DIMM).
3)      DDRAM (Double Data Rate Read Access Memory) adalah RAM yang mempunyai kinerja lebih cepat dibanding SDRAM.
4)      DDRAM 2 yaitu RAM yang memiliki kecepatan transfer data di atas versi sebelumnya.
4)       Card (Kartu)
      Card adalah suatu rangkaian elektronik yang berbentuk seperti kartu yang digunakan sebagai media penghubung dengan komponen lain pada matherboard seperti VGA Card, Sound Card, Land Card  dan sebagainya.
5)      Media Penyimpan Data
a)   Floppy Disk drive
Merupakan alat untuk membaca dan menulis  Floppy Disk (disket). Disket adalah media penyimpan data dengan kapasitas kecil
b)   Hardisk
      Hardisk adalah media penyimpan data dengan kapasitas besar.
6)      Power Supply
      Power Supply berfungsi untuk menyalurkan listrik ke peralatan komputer yang ada di dalam casing. Power supply mempunyai lima atau lebih kabel yang dapat disambungkan ke komponen computer.
7)      Casing (Kotak CPU)
      Casing berfungsi untuk menempatkan peralatan komputer seperti motherboard, power supply, CD-ROM drive, harddisk,  floppy disk Drive, dan lain-lain.
8)      Keyboard
Keyboard adalah perangkat yang mempunyai tugas seperti pada mesin tik, yang dilengkapi beberapa tombol tambahan dengan berbagai fungsi yang digunakan untuk memasukan data atau perintah yang diketikan.
9)      Mouse
           Mouse adalah perangkat yang berfungsi untuk menggerakkan pointer, menunjuk perintah atau program dilayar monitor.

Monitor merupakan perangkat keluaran yang sering dipakai untuk menampilkan proses masukan data dan menampilkan data hasil olahan dalam bentuk text atau grafik.
Monitor berfungsi untuk menampilkan data atau informasi dalam bentuk teks dan grafik. Huruf atau gambar yang ditampilkan layar sebenarnya merupakan kumpulan titik. Semakin banyak titik yang digunakan dalam suatu tempat yang sama, dikatakan resolusi monitor semakin tinggi, berarti semakin baik pula monitor yang bersangkutan.
11)  Speaker
Speaker digunakan untuk menghasilkan suara.
12)  Printer
   Printer adalah perangkat yang digunakan untuk mencetak hasil keluaran komputer. Keluaran dapat berupa tulisan atau gambar. Hasil cetakan di printer disebut dengan print out.

6.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Setip individu dilahirkan dengan ke dunia dengan membawa heriditas tertentu yang diperoleh melalui pewarisandari pihak orangtua.faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu:
Heriditas (Pembawaan / Keturunan)
Heriditas merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki komponen untuk berkembang.
Lingkungan
Llingkungan merupakan faktor penting disamping heriditas karena menentukan individu linkungan yang berperan penting dalam perkembangan individu karena kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan individu yang baik.
Pernahkah Anda tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang sudah berpisah lima enam tahun dengan Anda? Ada yang berubah.... Itu pasti yang ada dalam benak Anda. Entah penampilan fisik, pembawaan dirinya, atau pola pikirnya. Dalam rentang kehidupan manusia, proses perkembangan terjadi. Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1993:2). Manusia selalu dinamis dan semenjak pembuahan sampai ajal selalu terjadi perubahan.
Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan selama rentang kehidupan manusia sebagai berikut:
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
1. Belajar memakan makanan padat
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Akhir masa kanak-kanak
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang     umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
Masa Remaja
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5.
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8.
Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi
Awal Masa Dewasa
1. Mulai bekrja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan tunangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai waga negara
8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
Masa Usia Pertengahan
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
2. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
7. Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua
Masa Tua
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4.
Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan tepat waktu.
Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut:
Faktor Penghalang
1. Tingkat Perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat keerdasan yang rendah
Faktor yang membantu
1. Tingkat perkembangan yang normal
2. Kesematan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
1. Periode Pranatal; masa sebelum kelahiran
2. Bayi; kelahiran sampai minggu kedua
3. Masa bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4. Awal masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
5. Akhir masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
6.
Masa pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
7. Masa remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
8. Awal masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
9. Usia pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
10. Masa tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap perkembangan. Misalnya pada akhir masa kanak-kanak, memberikan ketrampilan dasar untuk mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat dapat kita lakukan dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi untuk mengasah rasa empati atau kepekaan sosial.


7.      TAHAP PERKEMBANGAN INDIVIDU

Masalah moral merupakan masalah yang sekarang ini sangat banyak meminta perhatian, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka masyarakat dan para orang tua. Tidak henti-hentinya kita mendengar berita tentang tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa daerah yang hampir setiap minggu diberitakan di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Bagi warga Ibukota bukan suatu hal yang aneh apabila mendengar atau melihat anak-anak sekolah melakukan tawuran (perkelahian antar pelajar) yang tidak sedikit menimbulkan sejumlah korban. Diperlukan waktu yang panjang dan upaya pendidikan yang sungguh-sungguh untuk
mengatasi kondisi ini. Pendidikan dalam hal ini diartikan secara luas, yaitu sebagai upaya untuk mentransformasikan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Pendidikan merupakan alat strategis untuk membentuk dan mengembangkan nilai, sikap dan moral dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Adapun moral sama dengan etika, atau kesusilaan yang diciptakan oleh akal, adat dan agama, yang memberikan norma tentang bagaimana kita harus hidup. (Panuju, 1995). Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati nurani memberikan ukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran yang obyektif. (Hardiwardoyo,1990). Apabila hati nurani ingin membisikan sesuatu yang benar, maka norma akan membantu mencari kebaikan moral. Anak yang berusaha hidup baik secara tekun dalam waktu lama dapat mencapai keunggulan moral yaitu bersikap batin dan berbuat lahir secara benar. Norma-norma lama sudah tidak meyakinkan lagi untuk menjadi pegangan. Kenyatannya, anak tidak dapat lari dari hati nuraninya, tapi hati nurani pun tidak berdaya menemukan kebenaran, apabila norma-norma yang biasanya dipakai sebagai landasan pertimbangan menjadi serba tidak pasti. Anak berhadapan dengan berbagai tipe manusia, tutur kata, gaya hidup, dan tingkah laku moral.yang bervariasi. Pola kehidupan masyarakat pun semakin cenderung individualis, dengan kontrol sosial yang relatif longgar. Munculah fenomena baru sebagai model bagi anak yaitu teman sepermainannya, atau tokoh-tokoh serial televisi. Demikian upaya untuk membina ketahanan moral menjadi sesuatu yang tidak dapat ditunda. Ketahanan moral dalam hal ini selain harus bersifat defensif hendaknya juga bersifat generatif. Generatif mengandung arti bahwa seorang anak harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan ketahanan moralnya sendiri dari dalam, dari keyakinannya pada prinsip-prinsip ajaran llahi, akal pikirannya dan tradisi yang dijunjung tinggi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Tahapan Perkembangan Moral Keagamaan Anak” dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian Moral ?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan moral keagamaan anak ?
3. Faktor – factor apa saja yang mempengatuhi perkembangan moral keagamaan anak
4. Bagaimana konsep perkembangan moral ?
5. Bagaimana proses perkembangan moral keagamaan anak ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menngetahui pengertian moral
2. Untuk mengetahui perkembangan moral keagamaan anak
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak
4. Untuk mengetahui konsep perkembangan moral
5. Untuk mengetahui proses perkembangan moral keagamaan anak
D. Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yan dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Metode library research (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Melakukan diskusi kelompok untuk menjawab permasalahan dari prosedur tersebut kemudian dibagi, didiskripsikan, diuraikan dan akhirnya dilakukan penyimpulan-penyimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral Fase perkembangan
dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Dalam pembabakan atau periodesasi perkembangan para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tertsebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
a. Tahap perkembangan berdasarkan biologi Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli diantaranya :
1) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu kedalam tiga tahapan, setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu : F Tahap I : Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain) F Tahap II : Dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah) F Tahap III : Dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja / puberitas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa) Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.
2) Kretcmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu : F Tahap I: Usia 0,0 hingga 3,0 tahun ; Fukungs (pengisian) periode I : pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk. F Tahab II : Usia dari kira-kira 3,0 tahun sampai 7,0 tahun ; Streckungs (rentangan) periode I : pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang / meninggi). F Tahap III : Dari kira-kira 7,0 sampai 13 tahun ; Fukungs periode II : pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali. F Tahap IV : Dari kira-kira 13,0 tahun sampai kira-kira 20,0 tahun ; Streckung periode II : pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
3) Ellizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni : F Tahap I: Fase Pranatal (sebelum lahir) mulai dari masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari. F Tahap II: Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 hingga 14 hari. F Tahap III: Baby hood ( bayi) mulai usia 2 minggu sampai 2 tahun F Tahap IV : Childhood (kanak-kanak) mulai 2 tahun sampai masa remaja (puber) F Tahap V : Adolescence / puberty, mulai usia 11 atau13 tahun sampai usia 21 tahun .
a) Preadolescence, pada umumnya wanita usia 11 – 13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu.
b) Early Adolescence, pada usia 16 – 17 tahun
c) Late adolescence, masa perkembangan terakhir sampai masa usia kuliah diperguruan tinggi
b. Tahap perkembangan berdasarkan Didaktis Dasar didaktif atau intruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan :
1) Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu?
2) Bagaimana caranya mengajar ataumenyajikan atau menyajikan pengalaman belajar pada anak didik pada masa-masa tertentu ?
3) Kedua hal tesebut dilakukan bersamaan. Yang digolongkan dalam penahapan berdasarkan didaktis atau intruksional, antara lain pendapat dari : Johan Amos Comenius dan pendapat JJ. Rousseau sebagai berikut.
1) Johan Amos Comenius Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu :
a) Sekolah ibu (scala maternal) : Untuk anak-anak usia 0,0 sampai 6,0 tahun b) Sekolah bahasa ibu (scala vernaculan) : Untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun
c) Sekolah latin (scala latina) : Untuk remaja usia 12,0 sampai 18 tahun
d) Akademi (academia) : Untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24, 0 tahun Pada sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik dan harus digunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
2) JJ. Rousseau Penahapan perkembangan menurut JJ. Rousseau adalah sebagai berikut :
a) Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan
b) Tahap II : 2,0 sampai 12,0 tahun, masa pendidikan jasmani latihan panca indera
c) Tahap III : 12,0 sampai 15,0 tahun, periode pendidikan akal
d) Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 tahun periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
c. Tahap perkembangan berdasarkan psikologi Para ahli yang menggunakan aspes psikologi sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang ada ke fase yang lain. Dalam pekembangannya para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evaluasi, maka pada masa kegoncangan itu evaluasi berubah menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu dialami hamper semua orang, karena itu dapat digunakans ebagai perpindahan darimasa satu kemasa yang lain dalam proses perkembangan. Oswald Kroc mendasarkan pembagian masa perkembangan pada krisis-krisis atau kegoncangan-kegoncangan yang dialami anak dalam proses perkembangannya, yang disebutnya dengan dengan istilah Trotz periode. Menurutnya sepanjang kehidupan ini terdapat tiga kali masa Trotz yaitu :
a) Trotz – periode I, anak mengalami masa krisis pertama ketika ia berusia 3,0 – 5,0 tahun, masa ini disebut juga asa anak-anak awal.
b) Trotz – periode II, anak mengalami masa krisis kedua ketika ia berusia 11 – 12 tahun, masa ini termasuk masa kerahasiaan bersekolah.
c) Trotz – periode III, terjadi pada akhir masa remaja dan lebih tepat disebut dengan masa kematangan diri pada masa kritis.
Sifat-sifat anak trotz ini adalah meraja-raja, egosentris, keras kepala, pembangkang dan sebagainya. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan memperoleh kebebasan dan perhatian. Memperhatikan periodesasi yang dikemukakan para ahli diatas baik dari segi biologi, didaktis maupun psikologis, maka dalam makalah ini ditulis urutan-urutan periodesasi sebagai berikut :
1. Masa intra – uterin (masa dalam kandungan) dan masa bayi
2. Masa anak kecil
3. Masa anak sekolah
4. Masa remaja
5. Masa dewasa
B. Kriteria Penahapan Perkembangan Individu Perkembangan manusia
sejak konsepsi sampai masa prosesnya terjadi secara bertahap melalui berbagai tahapan perkembangan, dimana dalam setiap tahapan perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelum dan sesudahnya. Untuk memudahkan kita memahami tahapan perkembangan tersebut Ellizabeth Hurlock secara lengkap telah membagi tahapan perkembangan manusia dalam sepuluh tahapan / masa perkembangan, yaitu : 1) Masa sebelumlahir (Prenatal) selama 280 hari
2) Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 – 2,0 minggu
3) Masa bayi ( baby hood ) 2 minggu – 2,0 tahun
4) Masa kanak-kanak awal (early childhood) 2,0 – 6,0 tahun
5) Masa kanak-kanak akhir (later childhood) 6,0 – 12,0 tahun
6) Masa puber (puberty) 11,0 / 12,0 – 15,0 / 16,0
7) Masa remaja (adolescence) 15,0 / 16,0 – 21,0 tahun
8) Masa dewasa awal (early adulthood) 21,0 – 40,0 tahun
9) Masa dewasa madya (middle adulthood) 40,0 – 60,0 tahun 10) Masa usia lanjut (later adulthood) 60,0 - …
Dari pembagian tahapan perkembangan diatas berarti bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu berlangsung sejak masa prenatal sampai anak selesai remaja.
B. Tugas-tugas Perkembangan Individu Tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan terseut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Pembagian tugas-tuhgas pekembangan serta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut : a. Masa bayi dan anak kecil Untuk Belajar berjalan ü Belajar makan makanan padat ü Belajar berbicara ü Pelajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh ü Mencapai stabilitas fisiologi ü Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang luar. ü Belajar mengetahui mana yang benar dan masa yang slah serta mengembangkan kata hati.
b. Masa anak sekolah ü Belajar ketangkasan ü Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh. ü Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya ü Belajar peran jenis kelamin ü Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis dan berhitung. ü Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari. ü Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai. ü Belajar membebaskan ketergantungan diri ü Mengembangkan sikap sehat terhadap kelonpok dan lembaga-lembaga.
c. Masa remaja ü Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara wfwktif ü Menerima peranan social jenis kelamin sebagai pria atau wanita ü Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social ü Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya ü Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki ü Perkembangan skala nilai ü Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih akurat ü Persiapan mandiri secara ekonomi ü Pemilihan dan latihan jabatan ü Mempersiapkan perkawinan dan keluarga Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap sejak konsepsi sampai mati. Agar setiap tugas perkembangan, anak dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik, diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik dari pihak pendidik.(orang tua dan guru) oleh karena itu setiap pendidik harus mengetahui tugas-tugas perkembangan yangharus diselesaikan anak pada setiap tahap perkembangannya.
D. Hukum-hukum Perkembangan Individu
Bagaimana proses-proses perkembangan berlangsung, apakah berjalan dengan mulus saja, ataukan kadang-kadang terdapat krisis pada waktu-waktu tertentu, apakah ada percepatan-percepatan atau pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam-macam tujuannya sehingga melahirkan berbagai acuan atau hukum-hukum perkembangan yang merupakan lawaqn dari fakta. Menurut Shamrock (1998), teori adalah “ a coherent set of ideas that help explain data and make predication. A theory contain hypothesis, assumption that can be tasted to determine their accuracy. “ jadi sebenarnya teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti sehingga perlu dikaji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian materi itu ternyata benar, maka ia menjadi fakta, setidaknya-tidaknya ada dua peranan penting dari teori perkembangan (Miller, 1993) yaitu :
a) Mengorganisir dan member makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan
b) Memberikan pedoman dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
1. Hukum bertahandan berkembang sendiri Teori dan hokum perkembangan itu antara lain adalah :
a. Dorongan bertahan yang bertujuan untuk memelihara/mempertahankan diri agar tepat survival.
b. Dorongan untuk bekembang sendiri, yang bertujuan untuk berkembang sendiri untuk mencari kepandaian, pengalaman, atau pengetahuan baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain. Kedua dorongan tersebut selalu bekerja sama dalam menggerakkan anak menjalin perkembangannya. 2. Hukum tempo perkembangan Perkembangan anak satu dengan anak yang lainnya berbeda-beda. Ada yang tingkat perkembangannya serba cepat (cepat merangkak, cepat belajar berjalan,cepat berbicara dan lain-lain) sementara da pula anak yang Nampak selalu lambat dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut. Cepat atau lambatnya perkembangan anak disamping potensi yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula mempengaruhinya.
3. Hukum sarana perkembangan
Disamping perkembangan itu mempunyai temponya masing-masing, ada juga yang mempunyai irama tertentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklahs elalu berjalan lurus, teptapi berliku-liku, bisa melompat-lombatdan penuh kegoyangan, kadang-kadang kita saksikan seseorang anak dapat berjalan denganc epat, kemudian tertegun/terhenti, kemudian berlangsung lagi dengan cepat. Ada anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam beberapa minggu, kemudian waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan jika dibandingkandengan teman-temannya. Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu degan anak yang lainnya, tetapi yang berbeda atau terjadi antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lain pada diri seorang anak. Ada fungsi jasmaninya yang berkembang denga cepat tetapi juga aspek fungsi kejiwaan Nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita lihat pada seorang anak yang mulai belajar berjala, akan kelihatan pada perkembangan berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah dikuasainya maka perkembangan berbicaranya kelihatan maju lagi dengan cepat. Disini jelas terdapat keadaan seperi seperti kejar-kejaran bagaikan gelombang, pada satu fungsi ada yang nenaikkan dan pada fungsi yang lain ada yang terhenti atau turun.
4. Hukum Masa Peka
Yang dimaksud dengan masa peka adalah suatu masa dimana suatu fungsi berada pada perkembangan yang baik dan pesat, jika dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja datanya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu tidaklah mudah, kecuali apabila kita rajin memperhatikan perubahan tingkah laku anak setiap hari. Sebagai contoh : masa peka untuk berjalan umumnya pada tahun kedua, masa peka untuk menggambar pad tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis pada tahun 12 atau 13 dan sebagainya. Montessori pernah mengembangkan system pendidikan kearah penemuan masa peka pada anak didik. Di sekolah Montessori disediakan berbagai macam permainanan anak dan anak diberinya kebebasan memilih sendiri permainan yang dia sukai. Apabila minat anak Nampak kearah pada permainan tertentu, lalu dicari dan ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka terhadap suatu fungsi.
5. Teori RekapitulasiTeori Masa Mendatang
6. Teori Pembelajaran dan Penemuan E. Fakta-fakta Perkembangan Individu


8.      HUBUNGAN MANUSIA DAN TANAH

Bahwa hubungan manusia dan tanah adalah tidak dapat terpisahkan, karena tanah, selalu mengikuti secara administrasi  juga terhadap  kepemilikan, yang  dikuasai manusia kepada tanah, antara lain  Pewarisan, jual beli  maupun pengelolaan tanah.
MANUSIA
Dalam ilmu eksakta:
• Dalam ilmu kimia.
Manusia dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki manusia.
• Dalam ilmu fisika.
Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain yang merupakan kumpulan dari energi.
• Dalam ilmu biologi.
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia.
Dalam ilmu sosial:
• Dalam ilmu ekonomi.
Manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan dan sering disebut homo economicus.
• Dalam ilmu sosiologi.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri.
• Dalam ilmu politik.
Manusia merupakan makhluk yang selalu memiliki kekuasaan.
• Dalam ilmu filsafat.
Manusia makhluk yang berbudaya sering disebut homo-humanus.

Dari definisi tersebut dapat melihat bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi,juga mempunyai banyak.Tetapi sebenarnya manusia itu terdiri dari usur-unsur yang membangun manusia.Ada dua pandangan yang dijadian acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.

.Manusia terdiri dari unsur yang saling terkait,yaitu:
Jasad  : Badan kasar manusia yang tempat pada luarnya dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
Hayat : Mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
Ruh     : Bimbingan dan pimpinan tuhan,daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Pembentukan tanah (pedogenesis)
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Karakteristik
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
FUNGSI SOSIAL TANAH.
Secara sosial,  manusia berkehidupan secara  berkelompok,  dengan demikian segala kepemilikan  tidak secara individu melainkan secara berkelompok  baik berupa tanah, mata air, maupun area perkebunan, tanah yang ditanami oleh kelompok  maka akan dikuasai secara bergantian atau berkelompok.
    Fungsi ekonomi tanah
Setelah mengetahui bahwa fungsi tanah bisa diperjual belikan bahkan bisa untuk dibarter  atau dihibahkan maupun diwasiatkan maka fungsi tanah berubah mempunyai nilai ekonomi, timbul  hukum Perdata dan hukum yang mengatur kepemilikan tergadap penguasaan atas tanah.

9.      MENGENAL KARAKTERISTIK ANAK
Seperti halnya kegiatan menonton film, yang di dalam ceritanya terdapat karakter-karakter tokoh film yang beragam, mulai dari tokoh utama, tokoh pembantu, antagonis, protagonis, dll.  Maka dalam pembelajaran pun terdapat karakter-karakter siswa yang jauh lebih beragam. Jika anda menyaksikan film Laskar Pelangi atau membaca novelnya karya Andrea Hirata, maka di sana anda akan menemukan 10 karakter siswa yang berlainan. Mulai dari latar belakang sosialnya, ekonomi, kemampuan intelegensi, bakat, motivasi belajar, dll.
Siswa memang secara alamiah memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ragam karakteristik ini ternyata mempengaruhi bagaimana hasil implementasi desain pembelajaran yang telah anda rancang. Oleh karenanya mengenal karakteristik siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Dengan mengenal karakteristik siswa, maka dapat diketahui kualitas perseorangan dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran.
Penyusunan rancangan pembelajaran selain mempertimbangkan teori belajar juga semestinya memperhatikan karakteristik siswa yang akan menjadi sasarannya.

Setiap siswa dapat dipastikan telah memiliki kemampuan awal sebelum mengikuti kelas anda. Dan dengan mengidentifikasi kemudian memanfaatkannya maka proses belajar di kelas anda akan lebih bermakna. Reigeluth, seorang pakar pendidikan mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, pengungkapan kembali pengetahuan baru.
1.              Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbitrarily mean­ingfull knowledge), sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hafalan yang tak bermakna untuk memudahkan retensi. Pengetahuan tak terorganisasi merupakan pengetahuan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Sebagai kemampuan awal, pengetahuan jenis ini berguna untuk mengingat pengetahuan-pengetahuan hafalan dan pengetahuan yang tak bermakna. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi dapat digunakan untuk membuat kaitan yang akan memudahkan mengingat kembali pengetahuan baru bila diperlukan.
2.             Pengetahuan analogis (analogic knowledge), yang mengait­kan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang serupa dan berada di luar isi yang sedang dibicarakan. Pengetahuan analogis serupa dengan pengetahuan coordinate, kecuali bahwa pengetahuan analogis berada di luar konteks yang akan dipelajari. Mengaitkan pengetahuan baru dengan pe­ngetahuan analogis siswa dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru. Akan bermanfaat apabila siswa telah berhasil belajar bagaimana menggunakan analogi untuk memudahkannya dalam belajar, pengaitan tersebut juga dapat membantu pengintegrasian struktur pengetahuan yang terpisah agar terorganisasi menjadi utuh. 
3.             Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge), yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan pengetahuan baru. Dengan kata lain, pengetahuan yang akan dipelajari dapat dipandang sebagai pengetahuan yang lebih rinci jika dibandingkan dengan pengetahuan super­ordinate.
4.             Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif /komparatif. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang memiliki tingkat keumuman atau kekhususan yang sama dengan pengetahuan yang dipelajari. la juga harus erat sekali terkait dengan penge­tahuan yang akan dipelajari. Bila diungkapkan lebih cermat, contohnya harus dapat dibedakan dengan contoh pengetahuan baru, dan pengetahuan superordinatenya harus sama dengan pengetahuan superordinate pengetahuan baru yang dipelajari.
5.             Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate know­ledge), yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh.
6.             Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (su­perordinate knowledge). Pengetahuan tingkat yang lebih rendah memiliki fungsi yang sama dengan pengetahuan yang didapat dari pengalaman (experiential knowledge).
7.             Pengetahuan pengalaman (experiential knowledge), yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan con­toh-contoh bagi pengetahuan baru. Pengetahuan pengalaman mengacu kepada ingatan seseorang pada peristiwa atau objek khusus (diacukan sebagai contoh-contoh dalam teori pembelajaran) dan yang disimpan dalam experiential data base. Perbedaan utama antara pengetahuan pengalaman dengan penge­tahuan tingkat lebih rendah adalah bahwa pengetahuan pengalaman selalu mengacu kepada contoh atau kasus khusus, se­dangkan pengetahuan tingkat yang lebih rendah selalu merupakan pengetahuan yang dapat digeneralisasi (seperti; konsep, prosedur, dan prinsip, masing-masing memiliki lebih dari satu contoh).
Sangat penting bagi siswa anda untuk mengorganisasi ingatan dimana pengetahuan baru dikaitkan dengan pengetahuan lama, dan diintegrasikan ke dalam struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa.  Strategi kognitif menyediakan cara-cara mengolah pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan, sampai pada pengungkapan kembali pengeta­huan yang telah tersimpan dalam ingatan. Diantara beberapa kemampuan awal, strategi kognitif memiliki cara kerja yang paling berbeda. Strategi kognitif dapat membantu mekanisme pembuatan hubungan-hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
Di saat pertemuan awal pada kelas anda, apakah pernah anda menanyakan hal-hal seperti asal sekolah yang akan mengacu pada asal daerah, sudah pernah mempelajari materi yang akan disampaikan, sedang bersemangat ataukah tidak kepada siswa anda, dan pertanyaan lainnya.
Sering-seringlah mencari tahu tentang bagaimana keadaaan dan kondisi siswa-siswa anda. Selain bermanfaat bagi kelancaran proses pembelajaran bermakna, juga dapat menjalin keterikatan emosional antara anda dan siswa-siswa anda. Jika keterikatan emosional telah terjalin maka interaksi antara anda dan siswa-siswa yang ada di kelas anda akan berjalan harmonis. Seperti yang terjadi pada film Laskar Pelangi. Bahkan keharmonisan yang terjalin membekas hingga para siswa-siswa itu telah dewasa. Masih ingatkah anda pada guru anda sendiri?



10.      PENGERTIAN MENGAJAR

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa pengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Sardiman (2003:45), mengajar diartikan sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan baik-baik dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar, atau dikatakan mengajar dikatakan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karena belajar merupakan suatu yang kompleks. Tidak hanya menyampaikan informasi dari guru kapada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diiinkan hasil belajar lebih baik bagi seluruh peserta didik.
Menurut Jaka Joni (dalam Sardiman 2003:54), mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat di pahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar disuatu sekolah belum tentu berhasil disekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar merupaka suatu “seni” tersendiri.