Cara
Belajar Yang Efektif
Banyak cara
dan metode yang bisa diterapkan agar belajar kita menjadi efektif dan semua
cara/metode tergantung kepada masing-masing. Jadi bagaimana agar belajar kita
bisa efektif ? Pada kesempatan apel sabtu pagi untuk pertama kali beberapa hari
lalu, selaku penanggungjawab pengelolaan pendidikan yang bertugas memberikan
amanah sengaja saya pilih tema bagaimana cara belajar yang baik dan efektif.
Cara belajar yang efektif saya singkat dengan IR5 (Intention, Read, Record,
Review, Repeat dan Refreshing). Dengan bahasa sederhana saya sampaikan
melalui apel waktu itu. Dan dari situlah kemudian saya coba susun artikel
berikut setelah saya coba kumpulkan bahan dari berbagai sumber, apakah buku,
dari artikel di internet bahkan dari handphone sederhana yang mengiringi setiap
waktu. Mudah-mudahan bermanfaat !
1. Intention (Niat)
Dari
fasilitas dictionary dari handphone Samsung S-5650 saat diketikkan intention,
muncul kalimat ‘Intention is an idea or plan of what you are going to do’ yang
bila di translate menggunakan indopreterpro intention adalah suatu ide atau
rencana dari apa yang kamu rencanakan. Dalam islam niat menurut istilah syar’i
adalah bermaksud kepada sesuatu yang disertai perbuatan. Jika bermaksud kepada
sesuatu tetapi tidak disertai perbuatan maka ini dinamakan azzam. Imam Nawawi
menjelaskan bahwa sabda Rasulullah shalallahu wa ‘alaihi wa sallam Setiap
amalan tergantung niatnya dibawa pada sihhatul a’mal (sahnya amalan) atau
tashhihul a’mal (pembenaran amal) atau qabulul a’mal (diterimanya amalan) atau
kamalul a’mal (sempurnanya amalan).
Dari Amirul
Mu’minin Abu Hafs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata:
“Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya
setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal
sesuai dengan niatnya… (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai ummat Islam tentu kita ingat beberapa hadits
terkait menuntut ilmu, diantaranya :
”Tuntutlah ilmu dari masa buaian sampai menjelang
masuk liang kubur”.
”Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim”.
”Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya”.
”Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim”.
”Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya”.
Kalau istilah pendidikan nasional belajar sepanjang
hayat (Long Life Education)
2. Read (Membaca)
Tidak ada
seorangpun menafikan betapa pentingnya aktivitas membaca di dalam kehidupan.
Membaca menjadi akar tunjang kekuatan seseorang individu, malah sesuatu bangsa
dan sesebuah negara. Dikatakan bahwa betapa kuat pun sistem keamanan atau
sistem ekonomi sebuah negara, pasti akan tumbang juga akhirnya jika tidak
didasari oleh ketinggian ilmu pengetahuan. Tahapan awal, sudah tentu ilmu
pengetahuan diperoleh melalui proses membaca.
Dituturkan
dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, bahwa Awal permulaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ialah berupa mimpi yang hakiki
didalam tidur beliau. Beliau tidak melihat sesuatu didalam mimpinya melainkan
ada sesuatu yang datang menyerupai fajar subuh. Kemudian beliau suka
mengasingkan diri. Beliau menyendiri di gua Hira’ dan beribadah disana, hingga
datang kebenaran tatkala beliau sedang berada di gua Hira’. Malaikat mendatangi
beliau seraya berkata, “BACALAH!” berikut penutura beliau, “Aku tidak
bisa membaca” Dia ( malaikat Jibril ) memegangiku dan merangkulku hingga
aku merasa sesak. Kemuadian melepaskanku, seraya berkata lagi, “BACALAH!”
Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”
Dia memegangiku dan merangkulku hingga ketiga kalinya
hingga aku merasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkata,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq :
1 – 5 )
Dari
“Wawasan Qur’an” karangan Quraish Syihab, makna kata “Iqra” terambil dari akar
kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti
menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan
membaca teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa
yang harus dibaca, karena Al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama
bacaan tersebut ‘bismi Rabbik’, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. ‘Igra”
berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah
alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun
yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat
dijangkaunya.
Menulusuri
pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang kita
menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut
sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam
materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Qur’an menyatakan
bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia (45:13).
Penundukkan tersebut-secara potensial-terlaksana melalui hukum-hukum alam yang
ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia.
Di tingkatan
sekolah, telah terbukti bahawa aktivitas dan kebiasaan membaca di kalangan
pelajar telah melahirkan individu yang berprestasi dalam berbagai aspek.
Prestasi mereka tidak hanya pada bidang akademik saja, tetapi berperan langsung
langsung terhadap keterampilan dan kepribadiannya. Dan bagi sekolah yang telah
membiasakan anak didiknya membaca ikut meningkat prestasinya
3. Record (rekam)
Merekam
dalam memori otak kita segala sesuatu yang telah kita rasa, lihat, dan dengar.
Banyak ragam untuk merekamnya diantaranya adalah daya ingat bisa dilatih dengan
membiasakan diri untuk menulis. Hal ini mungkin sudah sering perbincangkan.
Ketika anda dulu di bangku sekolah, anda selalu diminta mencatat apa yang
diterangkan oleh Bapak dan Ibu Guru. Tujuannya tentu saja agar anda bisa
mengulang lagi apa yang diajarkan pada hari itu, dan agar anda mampu mengingat
kembali pelajaran tersebut.
Bagaimana
dengan anda, apakah anda termasuk orang yang rajin menulis/mencatat informasi
yang anda dengar. Apakah ketika di bangku sekolah/kuliah dulu catatan anda
menjadi referensi utama bagi teman-teman anda di sekolah?, atau justru anda
menjadi pelanggan tetap dari teman anda yang rajin mencatat?.
Meskipun
menulis dapat membantu melatih ingatan kita, namun nyatanya masih banyak dari
kita yang menulis justru dengan tujuan untuk melupakannya. Maksudnya begini,
ketika anda mendengarkan pelajaran/kuliah/seminar atau informasi apapun yang
menurut anda penting untuk diingat, anda akan mencatat informasi tersebut
dengan harapan bahwa anda tidak perlu lagi mengingat informasi yang baru saja
anda dengar. Jika yang terjadi adalah seperti yang disebutkan diatas, maka
manfaat dari menulis menjadi tidak ada lagi. Justru sebaliknya, kegiatan
menulis tersebut menjadi musuh baru bagi ingatan anda. Mulailah dengan menulis
hal-hal kecil di sekitar anda. Mulailah untuk menulis diary atau semacamnya
untuk mengetahui seberapa besar ingatan anda terhadap apa yang anda alami
seharian ini. Jangan sepelekan efek dari menulis. Meskipun ini salah satu
teknik paling sederhana, manfaat yang akan anda dapatkan bisa menjadi sangat
luar biasa.
Membaca itu
memperkaya ide dan memperbanyak perbendaharaan kosakata yang ada dalam pikiran
kita. Sedangkan menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan mengeluarkan kosa
kata dalam benak pikiran kita. Maka mulailah dnegan banyak membaca dan membaca,
apa saja yang anda sukai untuk dibaca. Dengan demikian semakin banyak membaca,
semakin banyak ide dan semakin banyak perbendaharaan kosakata, sehingga semakin
mudah menuangkannya dalam tulisan.
4. Review (ulasan)
Dari words
definition artikata.com didapatkan mengulas berarti memberikan
penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat), mempelajari
(menyelidiki) sedangkan ulasan adalah kupasan, tafsiran atau komentar.
Untuk visual arti kata ulasan sebagai berikut.
5. Repeat (mengulang-ulang)
Salah
satu ciri lembaga pendidikan unggul adalah adanya perhatian pada sisi hafalan,
praktek mengajar sebagai penunjang hafalan dan pengembangan dari ilmu yang
pernah di dapat, proses belajarnya dilakukan secara bertahap dan dalam waktu
yang cukup dan memadai, metode yang dipakai harus dengan cara pengulangan
secara terus menerus metode pengajarannya membekas dalam diri pelajar,
perhatian terhadap pendidikan ruhaniyah, fikriyah, jismiyah, nafsiyah.
Banyak orang
mengira bahwa mengulang dan menghafal pelajaran akan membuat otak tidak
berkembang dan tumpul, karena tidak dilatih untuk berpikir. Pernyataan tersebut
tidaklah benar, karena sejarah membuktikan bahwa hafalan dan pengulangan
ternyata mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa.
Hal ini
telah diakui para ahli, sebut saja Negara Jepang yang terkenal dengan kemajuan
teknologinya. Orang-orang besar mereka di dalam mendidik anak buahnya ternyata
menggunakan teori pengulangan dan hafalan. Teori pengulangan tersebut dikenal
dengan teori ( Repetitive Magic Power ) yang berarti kekuatan ajaib dalam pengulangan.
Di Jepang pola ini diterapkan, di mana para instruktur mewajibkan para siswa
eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat ‘ saya juara “ seratus kali dalam sehari
selama masa latihan. Dan ini dimaksudkan untuk menjaga energi agar tidak
hilang.
Rahasia
keberhasilan PT Matsushita Kotobuki Elektronik Indonesia , cabang dari PT
Matsushita di Jepang yang di pimpin oleh pendirinya Konosuke Matsushita yang
telah menginfakkan dari uang saku pribadinya sebanyak 291 Juta USD dan 99 Juta
USD dari kas perusahaanya untuk kemanusiaan. Perusahan ini mempunyai karyawan
yang berjumlah 6000 orang. Ketika apel pagi, mereka semua diwajibkan untuk
selalu membaca dan mengulang-ulang prinsip, yaitu :
1.Untuk
selalu berbakti kepada Negara melalui industri.
2.Untuk selalu berlaku jujur , terpercaya dan adil
3.Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
4.Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
5.Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih.
2.Untuk selalu berlaku jujur , terpercaya dan adil
3.Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
4.Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
5.Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih.
Stephen R. Covey penah mengatakan tentang fungsi
kebiasan dan mengulang-ulang suatu perbuatan :
“ Taburlah gagasan , petiklah perbuatan, taburlah
perbuatan petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan , petiklah karakter, taburlah
karakter, petiklah nasib .
William
James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja yang anda
lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut Doug
Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur
telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sbb : Kesinambungan suatu pemikiran
atau tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentunya sebuah
alur, atau saluran di dalam otak. Orang mengatakan bahwa otak itu mirip tanah
liat, tempat suatu alur mudah terbentuk. Begitu hal itu terjadi, pemikiran
seseorang secara alami akan terus mengalir melalui arah tersebut, sebab hal itu
merupakan garis dengan perlawanan yang paling kecil. Tindakannya dilakukan
mengikuti bawah sadar atau otomatis. Setelah anda keluar dari “ alur “ atau “
saluran “ lama , maka pikiran anda secara alami akan mengalir melaului saluran
yang baru, sementara saluran yang lama berangsung- angsur hilang.
Para santri
yang terbiasa belajar dengan cara menghafal dan mengulang-ulang, bahkan kadang
secara marathon dan sungguh –sungguh, ketika lulus dan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata tidak ketinggalan juga. Bahkan
dalam mengikuti Ujian yang bertaraf nasionalpun mereka mampu bersaing dengan
alumnus-alumnus lembaga pendidikan non pesantren.
Menurut
teori belajar Herbart ( 1776-1841 ), inti belajar, di samping pemebrian
tanggapan yang jelas, ialah pengulangan yang bertujuan untuk memasukkan
sesering mungkin ke dalam kesadaran. Pentingnya kebiasaan mengulang suatu
pelajaran, akan terlihat jelas juga, ketika anda belajar menyetir mobil atau
mengendarai sepeda motor untuk pertama kalinya. Barangkali anda sudah tahu
tentang teorinya, hanya karena anda tidak pernah mengulangnya kembali, atau
tidak membiasakan diri untuk memakainya, maka anda akan terasa canggung dan
asing, ketika mencobanya kembali.
Dalam suatu hadits disebutkan :
Diriwayatkan dari Anas ra, bahwasanya Rosulullah saw
jika berbicara suatu masalah diulanginya sampai tiga kali, agar bisa dipahami.
“ ( HR Bukhari, no : 95 )
Berikut ini adalah perkataan beberapa ulama tentang
hafalan dan pengulangannya :
- Imam Zuhri dan Hasan Basri berkata : “ Ilmu itu menjadi hilang karena lupa dan tidak pernah diulang-ulang. “
- Abdurrahman ibnu Abi Laila berkata : “ Sesungguhnya cara menghidupkan hadist adalah dengan selalu mengulangi-ulanginya kembali. “
- Al-Ashma’I pernah ditanya tentang hafalannya yang kuat, padahal teman-temannya sudah lupa, beliau menjawab : “ Ya, karena saya sering mengulangi-ulanginya, sedang mereka tidak mau mengulang-ulanginya kembali. “
- ( السبق حرف والتكرار ألف) “ Membaca cepat sama bagikan membaca satu huruf, sedang mengulang-ulang sama dengan membaca seribu huruf. “
- ( حفظ حرفين خير من سماع وِقْرَيْن ، وفهم حرفين خير من حفظ سطرين)“ Menghafal dua huruf lebih baik dari mendengar dua gendongan buku, memahami dua huruf lebih baik dari menghafal dua baris “
Berapa
banyak orang yang pernah menghafal Al Qur’an dan mendapatkan Ijazah sebagai
sorang hafidh atau hafidhah, karena tidak diulang-ulang kembali, ditambah
dengan kesibukannya pada urusan lain, akhirnya Al Qur’an kembali menjadi asing
baginya, seakan-akan dia belum pernah menghafalnya sama sekali.
Diantara fungsi hafalan adalah sebagai berikut :
1.Pengetahuan
yang dihafal, akan tetap berada dalam otak kita.
2.Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.
3.Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal.
4.Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.
5. Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.
2.Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.
3.Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal.
4.Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.
5. Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.
Rosulullah saw sendiri menganjurkan siapa saja yang
sudah menghafal Al Qur’an agar selalu mengulangi-ulangi terus .
تعاهدوا هذا القرآن ، فو الذي نفس محمد بيده لهو أشد
تفلتا من الإبل في عقلها
“ Teruslah mengulangi ulang hafalan Al Qur’an, demi
Dzat Yang jiwaku di tangan-Nya , hafalan Al Qur’an itu lebih mudah lepas
daripada unta yang diikat. ( HR Bukhari dan Muslim )
6. Refreshing (penyegaran kembali)
Setelah
aktivitas membaca, menulis, mengulas, mengulang-ulang maka perlu otak kita,
jasmani dan rohani kita di refresh (disegarkan) kembali sehingga terasa nyaman
dan ringan, sehat dan terasa baru.
Anjuran ahli
komputer, sesering mungkin saat kita bekerja kita mengklik refresh agar
komputer kita lancar di ajak bekerja karena selalu dalam keadaan ‘segar’
walaupun panas. Jasmani kita akan lelah kalau tidak istirahat sehingga
memerlukan ‘refreshing’ atau penyegaran kembali dengan istirahat atau aktivitas
ringan yang menyenangkan. Demikian juga rohani kita perlu penyegaran minimal
sebanyak 5 kali dalam sehari melalui shalat dan bisa lebih dari itu melalui ibadah
lain yang ikhlas kita lakukan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar